Membuat M-Learning dengan Menggunakan Aplikasi iSpring Suite 8
Membuat M-Learning
dengan Menggunakan
Aplikasi iSpring Suite 8
Oleh : Nurjanah
A. Pengertian M-Learning (Mobile Learning)
Pengertian
m-learning atau mobile learning adalah model pembelajaran yang memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi. Mobile learning didefinisikan oleh Clark
Quinn [Quinn 2000] sebagai “Persimpangan antara komputasi seluler dan
e-learning: sumber daya yang dapat diakses di mana pun Anda berada, kemampuan
pencarian yang kuat, interaksi yang kaya, dukungan kuat untuk pembelajaran yang
efektif, dan penilaian berbasis kinerja. ELearning independen dari lokasi dalam
ruang atau waktu ”.
Kemampuan
belajar bergerak atau belajar adalah model pembelajaran yang memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi. Kemudahan dari adanya pembelajaran ini
adalah tersedianya topik materi yang digunakan setiap hari. Selain materi yang
dapat di aksese setiap hari, m belajar juga memiliki visualisasi materi yang
menarik.
M-Learning
merupakan pembelajaran yang unik karena pembelajar dapat mengakses materi pelajaran dimanapun dan kapanpun dia mau.
Hal ini akan meningkatkan perhatian pada materi
pembelajaran, membuat pembelajaran menjadi pervasif, dan dapat mendorong
motivasi pembelajaran kepada pembelajaran sepanjang hayat (lifelong 2
learning). Selain itu, dibandingkan pembelajaran konvensional, m-learing
memungkinkan adanya lebih banyak kesempatan untuk kolaborasi secara adhoc dan
berinteraksi secara informal diantara pembelajaran.
Empy
Effendi (2005:9) memaparkan kelebihan-kelebihan m-learning jika dibandingkan
dengan pembelajaran konvensional, diantarnya yaitu:
Biaya rendah
Fleksibilitas
waktu
Fleksibilitas
tempat
Fleksibilitas
kecepatan pembelajaran
Standarisasi
pengajaran
Efektivitas
pengajaran
Kecepatan
distribusi
Mobile
learning merupakan paradigma baru dalam dunia pembelajaran. Model pembelajaran
ini muncul untuk merespon perkembangan dunia teknologi informasi dan
komunikasi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi bergerak, yang sangat
pesat belakangan ini. Selain itu tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini, divais
komunikasi bergerak adalah salah satu perangkat yang lekat dengan kehidupan
sehari-hari aktor pembelajaran seperti pengajar dan siswa. Aplikasi mobile
lerning saat ini masih berada dalam tahap pengembangan dan dikaji oleh para
pakar.
B.
Sejarah dan Perkembangan
E-Learning atau pembelajaran elektronik
pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan
menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction )
dan komputer bernama PLATO. Sejak itu, perkembangan E-learning dari masa ke
masa adalah sebagai berikut
1. Tahun
1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi
e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM.
Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan Audio) dalam
format mov, mpeg-1, atau avi.
2. Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT
oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih
menarik dan diproduksi secara massal.
3. Tahun 1997 : LMS (Learning Management System).
Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi
dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat
mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah
halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat
membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang
satu dengan lainnya secara standar.
Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline
Industry CBT Commettee),IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
4. Tahun
1999 sebagai tahun Aplikasi E-learningberbasis Web. Perkembangan LMS menuju
aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar
(learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan
situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya
dengan perpaduan multimedia , video streaming, serta penampilan interaktif
dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.
C.
Keunggulan dan kekurangan mobile learning.
Mobile leraning memiliki kenggulan dan
kekurangan, diantaranya :
a. Kenggulan mobile leraning.
Perkembangan teknologi telah menciptakan
pengembangan berbagai terobosan dalam pembelajaran. Di tengah perkembangann ini
learner (pembelajar) bersinggungan dengan perangkat-perangkat teknologi
komunikasi bergerak dan teknologi internet telah menjadi gelombang
kecenderungan baru yang memungkinkan pembelajaran secara mobile atau lebih
dikenal sebagai mobile learning (m-learning) memanfaatkan divais bergerak, khususnya
telepon genggam. Kombinasi teknologi telekomunikasi dan internet memungkinkan
pengembangan sistem mobile learning atau m-learning yang pada sisi klien
memanfaatkan divais begerak, berinteraksi dengan sisi server, yaitu web server.
Meskipun
saat ini m-learning masih berada pada tahap awal pengembangan serta relatif
belum begitu mapan, namun, m-learning diperkirakan akan menjadi cukup pesat
dalam jangka waktu dekat. Hal ini didukung oleh beberapa faktor :
1. Sarana makin banyak, murah dan canggih.
2. Perkembangan tekhnologi wireless /
seluler ( 2G, 2.5G, 3G, 3.5G ).
3. Tuntutan kebutuhan.
Sebuah penelitian juga menunjukan bahwa
pembelajar cukup nyaman menatap tampilan layar perangkat yang relatif kecil
dalam waktu dibawah 5 menit.
Beberapa
kelebihan m-Learning dibandingkan dengan pembelajaran lain adalah:
1. Dapat digunakan dimana-pun pada waktu
kapan-pun,
2. Kebanyakan divais bergerak memiliki
harga yang relatif lebih murah disbanding harga PC desktop,
3. Ukuran perangkat yang kecil dan ringan
daripada PC desktop,
4. Diperkirakan dapat mengikutsertakan
lebih banyak pembelajar karena m-Learning memanfaatkan teknologi yang biasa
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pembelajaran e-Learning, independensi
waktu dan tempat menjadi faktor penting yang sering ditekankan. Namun, dalam
e-Learning tradisional kebutuhan minimum tetap sebuah PC yang memiliki
konsekuensi bahwa independensi waktu dan tempat tidak sepenuhnya terpenuhi.
Independensi ini masih belum dapat dipenuhi dengan penggunaan notebook
(komputer portabel), karena independensi waktu dan tempat yang sesungguhnya
berarti seseorang dapat belajar dimana-pun kapan-pun dia membutuhkan akses pada
materi pembelajaran.
b. Kekurangan mobile learning.
Mobile learning merupakan salah satu
alternatif yang potensial untuk memperluas akses pendidikan. Namun, belum
banyak informasi mengenai pemanfaatan divais bergerak, khususnya telepon
seluler, sebagai media pembelajaran. Hal ini patut disayangkan mengingat
tingkat kepemilikan dan tingkat pemakaian yang sudah cukup tinggi ini kurang
dimanfaatkan untuk diarahkan bagi pendidikan.
Selain itu, saat ini masih sangat sedikit
upaya pengembangan konten-konten pembelajaran berbasis divais bergerak yang
dapat diakses secara luas. Kebanyakan konten yang beredar di pasaran masih
didominasi konten hiburan yang memiliki aspek pendidikan yang kurang serta
kebanyakan adalah hasil produksi dari luar negeri yang memiliki latar budaya
yang berbeda dengan negera kita. Kenyataan ini memunculkan kebutuhan akan
adanya pengembangan-pengembangan konten/aplikasi berbasis divais bergerak yang
lebih banyak, beragam, murah dan mudah diakses.
Faktor
yang menjadi keterbatasan pemanfaatan m-learning banyak terkait dengan
keterbatasan pada divais. Saat ini kebanyakan divais bergerak memiliki
keterbatasan layar tampilan, kapasitas penyimpan dan keterbatasan daya.
m-learning juga memiliki lingkungan pembelajaran yang agak berbeda dengan
e-learning atau pembelajaran konvensional. Dalam m-learning pembelajar lebih
banyak memanfaatkan m-learning pada waktu luang(spare time) atau waktu idle
(idle time) sehingga waktu untuk mengakses belajar juga terbatas.
Kekurangan
m-Learning sendiri sebenarnya lambat laun akan dapat teratasi khususnya dengan
perkembangan teknologi yang semakin maju. Kecepatan prosesor pada divais
semakin lama semakin baik, sedangkan kapasitas memori, terutama memori
eksternal, saat ini semakin besar dan murah. Layar tampilan yang relatif kecil
akan dapat teratasi dengan adanya kemampuan device untuk menampilkan tampilan
keluaran ke TV maupun ke proyektor
Gambar Tampilan keluaran ke proyektor
Masalah media input/output yang terbatas
(hanya terdiri beberapa tombol) akan teratasi dengan adanya teknologi layar
sentuh (touchscreen) maupun virtual keyboard.
Gambar Virtual Keyboard
Keterbatasan dalam ketersediaan catu daya akan
dapat teratasi dengan pemanfaatan sumber daya alternatif yang praktis, mudah
didapat dan mudah dibawa, seperti baterai cair, tenaga gerak manusia, tenaga
matahari dan lain-lain.
Gambar proses pengisian daya
dengan baterai cair
D. Jenis Konten
Konten
pembelajaran dalam m-Learning memiliki jenis bermacam-macam. Konten sangat
terkait dengan kemampuan divais untuk menampilkan atau menjalankannya.
Keragaman jenis konten ini mengharuskan pengembang untuk membuat konten-konten
yang tepat dan sesuai dengan karakteristik device maupun pengguna.
1. Teks
Kebanyakan
divais saat ini telah mendukung penggunaan teks. Hampir semua telepon seluler
yang beredar saat ini telah mendukung penggunaan SMS. Kebutuhan memori yang
relatif kecil memuat konten berbasis teks lebih mudah diimplementasikan. Namun,
keterbatasan jumlah karakter yang dapat ditampilkan harus menjadi pertimbangan
dalam menampilkan konten pembelajaran sehingga perlu strategi khusus agar
konten pembelajaran dapat disampaikan secara tepat dan efektif meskipun dengan
keterbatasan ini. Salah satu contoh aplikasi pembelajaran berbasis teks/SMS
adalah StudyTXT yang dikembangkan di salah satu Universitas di Selandia baru.
2. Gambar
Divais
bergerak yang ada sekarang telah banyak mendukung pemakaian gambar. Kualitas
gambar yang dapat ditampilkan dapat beragam dari tipe monokrom sampai gambar
berwarna berkualitas tinggi tergantung kemampuan divais. File gambar yang
didukung oleh divais umumnya bertipe PNG, GIF, JPG. Penggunaan gambar sebagai
konten pembelajaran biasanya digabungkan dengan konten lain, misalnya teks.
1.
Audio
Banyak
perangkat bergerak saat ini telah mendukung penggunaan audio. Beberapa tipe
file yang biasanya digunakan di lingkungan divais bergerak antara lain rm, mp3,
amr dan lain-lain. Oleh karena file audio biasanya memiliki ukuran yang cukup
besar, menyebabkan file audio tersebut harus diolah terlebih dahulu sehingga
dapat digunakan di lingkungan divais bergerak yang memiliki kapasitas memori
yang relatif kecil.
2.
Video
Meski
dalam kualitas dan ukuran yang terbatas, beberapa tipe divais bergerak telah
mampu memainkan file video. Format file yang didukung oleh divais bergerak
antara lain adalah 3gp, MPEG, MP4, dan lain-lain. Sama seperti file audio,
kebanyakan file video memiliki ukuran yang cukup besar sehingga harus
dikonversi dan disesuaikan dengan keterbatasan divais.
3.
Aplikasi Perangkat Lunak
Konten
yang cukup menarik adalah aplikasi perangkat lunak yang dipasang pada divais.
Perangkat lunak dapat dikostumisasi sesuai kebutuhan sehingga akan lebih mudah
dan intuitif untuk digunakan. Aplikasi perangkat lunak ini juga mampu
menggabungkan konten-konten lain seperti teks, audio dan video sehingga menjadi
lebih interaktif. Jenis aplikasi yang saat ini banyak digunakan antara lain
aplikasi berbasis WAP/WML, aplikasi Java, aplikasi Symbian, dan lain-lain.
E. POTENSI M-LEARNING
M-Learning
akan cukup tepat jika diterapkan di lingkungan dimana computer aided learning
tidak tersedia. Hal ini dikarenakan pengguna yang telah terbiasa dengan
penggunaan PC sebagai media belajarnya, ternyata lebih suka tetap memakai PC,
sedangkan mereka yang tidak familiar dengan PC merasa penggunaan divais
bergerak lebih atraktif dan lebih dapat diterima. Sistem yang optimal adalah
menggabungkan m-Learning dengan e-Learning, dimana ada alternatif proses
pembelajaran dilakukan dengan perangkat komputer dan/atau divais bergerak atau
digabungkan dengan sistem tradisional.
Hal
lain yang perlu diperhatikan dalam pengembangan m-Learning adalah bahwa tidak
semua konten pembelajaran konvensional maupun konten pembelajaran e-Learning
akan dapat ditransformasikan ke dalam konten m-Learning. Pengembangan
pembelajaran mobile learning merupakan wacana baru yang masih perlu
dieksplorasi dan dikaji lebih jauh sehingga nantinya dapat dihasilkan model
pembelajaran berbasis mobile yang efektif, murah dan terjangkau.
F. Cara Membuat M-Learning dengan
Menggunakan Aplikasi iSpring Suite 8
Berikut
adalah langkah-langkah membuat M-Learning dengan menggunakan aplikasi iSpring
Suite 8.
a. Buka kembali
file di microsoft power point yang digunakan ketika membuat multimedia
interaktif.
b. Kemudian klik
iSpring Suite 8, dan pilih PUBLISH, akan diperoleh tampilan seperti berikut:
Pada tampilan
seperti gambar diatas, hal pertama yang harus dilakukan adalah:
1. Pertama kali
pilih CD.
2. Pada bagian presentation
title silahkan ganti dengan judul yang sesuai dengan materi.
3. Pada bagian
local folder adalah alamat lokasi dimana anda menyimpan file m-learning.
4. Pada bagian
output options, pilih Mobile (HTMLS).
c. Kemudian
setelah itu, pada bagian player pilih costumize.
d. Setelah
costumize dipilih akan diperoleh tampilan seperti berikut:
e. Pada bagian
menu pilih layout, dan akan muncul tampilan seperti berikut:
1. Pada bagian yang diberi kotak hitam,
pastikan semua dalam kondisi none(dengan mengklik
tanda panah dan pilih none.
2. Setelah selesai kemudian pilih
Apply&Close pada bagian kiri atas.
f. Setelah itu
akan muncul tampilan seperti berikut:
kemudian klik
PUBLISH.
g. Jika sudah
di PUBLISH akan muncul tampilan seperti berikut:
h. Jika proses
sudah berhasil, akan diperoleh tampilan folder seperti gambar berikut.
Jika sudah
diperoleh tampilan seperti gambar tersebut, maka file dalam satu foldertersebut
tinggal di-copy-kan pada handphone dengan menggunakan kabel data.
i.
Jika sudah berhasil di copy di handphone, maka
tampilan dalam handphone akan tampil seperti gambar berikut ini
Tampilan
gambar yang akan muncul di layar handphone akan sesuai dengan seberapa banyak
slide yang kita buat di power point tadi.
Nah
itulah tulisan tentang mambuat Mobile Learning dengan menggunakan iSpring Suite
8. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.
Good Luck…..
REFERENSI
Effendi,
Empy dan Hartono Zhuang. (2005) "e-learning : konsep dan aplikasi /
Empy Effendi " . Yogyakarta : Andi.
Kukulska-Hulme, A., & Traxler, J. (2005).
Mobile Learning: A Handbook for Educators and
Trainers. London: Routledge.
Tamimuddin, Muh. (2007). “Mengenal Mobile
Learning”, LIMAS Edisi 18. Yogyakarta : STEMIK AKAKOM.
Quinn, Clark. (2000). “The intersection of mobile computing
and e-learning
Komentar
Posting Komentar